Rabu, Maret 12, 2014

TRIP PERDANA MAC (PULAU NUSALAUT)


NUSALAUT atau yang sering disebut pulau anyo-anyo adalah sebuah pulau di gugusan pulau Maluku tengah bersama dengan pulau Haruku dan Saparua membentuk kepulauan lease. Ujungnya yang paling utara adalah Tanjung Waehutete diselat seram dan yang paling selatan tanjung Waeselanno di laut banda,dipantai barat laut terdapat negeri Nalahia dengan teluknya yang indah,teluk Nalahia.
Ada tujuh buah negeri Dalam Nusalaut yaitu Ameth dipantai timur laut, Akoon dan Abubu di tenggara, Titawaai  di barat daya, Leinitu dan Sila Di pantai barat dan negeri Nalahia. Negeri-Negeri ini masing-masing memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap orang yang mengunjunginya, lautannya yang exotik nan kaya, tanah yang subur dengan hasil alam yang melimpah, peninggalan-peninggalan sejarah masa lampau serta kearifan lokal masyarakat dengan adat istiadat yang masih melekat.
            Untuk mencapai pulau nusalaut dari kota ambon kita dapat menggunakan transportasi tujuan tulehu dari terminal ruko batu merah dengan biaya Rp.8.000/orang. Di tulehu ada 2 cara menuju pulau nusalaut yakni menggunakan spit boat sesuai negeri tujuan yang beroperasi setiap hari Senin dan Sabtu dengan Biaya Speedboat adalah Rp. 50.000. Harga Angkutan Umum tersebut sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah mengenai Biaya Angkutan Umum. Setelah sampai di pulau nusalaut, jika ingin bepergian ke negeri yang lain dapat menggunakan jasa angkutan ojek melalui jalur darat dan jika ingin melalui jalur laut dapat menyewa jasa(katingting) dengan biaya disesuaikan dan atau jika anda ingin merasakan suasana alamnya anda dapat melakukan perjalanan dengan berjalan kaki. Dengan hanya berjalan kaki kita dapat mengelilingi pulau nusalaut dalam 1 hari. Disarankan untuk mengelilingi pulau nusalaut dimulai pagi-pagi benar ketika matahari terbit dan mengahkirinya pada saat matahari terbenam.

             


Molluca Adventure Community melakukan Trip perdana kali ini dengan mengelilingi Pulau Nusalaut dan menginap di Negeri Titawaai. Perjalanan perdana ini, kami ber-enam lakukan dengan berjalan kaki. Hanya saja karena keterbatasan waktu maka kami mengambil keputusan untuk membagi perjalanan menjadi dua hari, yaitu pada hari pertama kami melakukan perjalanan dari Titawaai, Abubu, Akoon, dan sampai ke Ameth. Sedangkan hari kedua kami melakukan perjalanan dari Titawaai, Leinitu, Sila dan Nalahia. Proses perjalanan ini tidak sesuai dengan rute biasanya yang pada umumnya mengelilingi pulau tersebut, Tetapi karena keterbatasan waktu maka kami harus membagi perjalanan tersebut tetapi tidak mengurangi rasa semangat kami anak-anak MAC untuk dapat menelusuri Indahnya Pulau Nusalaut.
             


Dengan Cuaca yang cukup panas, kami melakukan perjalanan tersebut dengan berbincang-bincang dan sesekali bercerita mengenai cerita-cerita lucu tetapi ada saat yang sangat memprihatinkan ketika kami melakukan perjalanan dari Abubu ke Akoon. Kami bertemu dengan 5 orang anak yang ternyata setiap hari melakukan aktifitasnya ke sekolah dari Abubu ke Ameth dengan jarak perjalanan yang begitu jauh, kira-kira 2  jam lebih perjalanannya. Demi masa depan, mereka rela berjalan menempuh jarak tersebut dengan tidak ada persungutan sekalipun. Kami menyempatkan waktu untuk berbincang-bincang dengan mereka. Dan dengan senang hati mereka mau untuk bertukar pikiran dengan kami. Mereka sangat kecewa kenapa Pemerintah Daerah tidak bisa membangun sekolah di daerah mereka atau bahkan memberikan angkutan umum ke Pulau Nusalaut agar mereka dapat beraktivitas dengan baik dan lancar dan sampai di tempat tujuan dengan cepat tanpa harus berjalan kaki. Sehingga mereka juga tidak perlu bangun pagi-pagi untuk bersekolah lagi karena sudah ada pengadaan Angkutan Umum tersebut.
            Setelah kami berbincang-bincang dengan mereka, kami kemudian melakukan perjalanan menuju Negeri Akoon dan Ameth. Situasi jalan di Pulau Nusalaut sangat memprihatinkan karena Jalan-jalan disana mengalami kerusakan total. Dengan tekstur tanah merah yang licin dan untungnya pada saat itu cuaca panas, karena apabila musim hujan maka kami mengalami kesusahan dalam perjalanan tersebut oleh karena licin dan bisa saja kami akan sering jatuh dan terpleset. Oleh sebab itu, maka harus ada kepedulian Pemerintah Daerah bahkan Pemerintah Maluku untuk mengunjungi langsung dan memperbaiki Jalan-jalan disana. Setelah tiba di Negeri Ameth. Kami bertemu dengan Bapak Raja Ameth dirumahnya dan melakukan wawancara singkat mengenai Negeri Ameth sama seperti Negeri Abubu dan Negeri-negeri lainnya. Setelah kami berbincang-bincang dan melakukan foto bersama, kamipun memberikan cinderamata kepada beliau sebagai tanda terima kasih sudah menerima kami dan pertanda bahwa kami sudah pernah mengunjungi daerah tersebut. Hal ini juga yang kami lakukan kepada setiap pemimpin daerah tersebut atau Bapak Raja Negeri lainnya. 



            Setelah itu, kami tidak dapat meneruskan perjalanan kami untuk melanjutkan perjalanan ke Negeri Nalahia karena waktu yang sudah hampir malam, maka kami memutuskan untuk pulang ke Negeri Titawaai dan menggunakan Jasa Angkutan Laut yaitu Katingting. Setelah sampai di Titawaai, kami kemudian langsung beranjak ke rumah tempat kami menginap yaitu di Rumah Keluarga Ibu Ester Hitijahubessy yang berlokasi di Daerah Kampung Raja. 

            Keesokan harinya tepat pada hari minggu, kami melakukan aktifitas rohaniah pada pagi hari, yaitu pergi ke gereja. Karena hal ini merupakan kepercayaan warga di sana bahkan sudah menjadi adat istadat untuk menjalankan aktifitas rohaniah dulu sebelum melakukan aktifitas yang lainnya agar Mata pencaharian dan kehidupan mereka diberkati oleh Yang Maha Kuasa. Setelah kami pulang dari gereja, kami ke rumah dan melakukan aktifitas kami selanjutnya.




Dari Titawaai kami mengunjungi Negeri Leinitu, Sila dan Nalahia. Banyak sekali tempat-tempat wisata dan bersejarah di Pulau Nusalaut ini terutama di Negeri Sila dan Leinitu. Peninggalan-peninggalan bersejarah dari Nenek Moyang Kita yang tidak pernah kita pikirkan ternyata semuanya ada dan sangat misterius bahkan bisa dibilang sangat aneh. Pasti para pembaca sangat penasaran dengan hal ini. Kami akan memberikan penjelasan spesial MAC tentang Pulau Nusalaut di Headline news berikutnya……


Perjalanan ini berakhir di Negeri Nalahia, kami sempat berada cukup lama di Nalahia karena menunggu Bapak Raja yang sedang mengikuti Pertemuan Desa dan ditambah dengan menunggu angkutan Laut yang tak kunjung datang juga. Akhirnya kami mengambil keputusan untuk balik ke Negeri Leinitu dengan menggunakan Jasa Angkutan Darat yaitu “Ojek”. Kemudian setelah sampai di Leinitu, kami menyebrangi Pulau Sila ke Titawaai dengan menggunakan Jasa Angkuta Laut yaitu Katingting lagi.
            Sesampainya kami disana, kami langsung bergegas menuju rumah tempat kami menginap dan langsung beristirahat mengingat waktu yang sudah larut malam dan mengingat besok hari kami sudah harus meninggalkan Pulau Nusalaut.
            Pagi-pagi hari sekali, kami sudah beranjak meninggalkan Pulau Nusalaut dengan menggunakan Speedboat menuju ke Pelabuhan Tulehu Kota Ambon. Cuaca yang cerah dan lautan yang tenang seakan menyambut kami pulang kembali ke rumah kami masing-masing.
                  Kami pun melewati salah satu pulau indah yang berada dekat Pulau Haria, yaitu pulau Molana, salah satu pulau yang tak berpenghuni dan memiliki satu bungalouw atau resort bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan pulau molana.


 Sesampai di Pelabuhan Tulehu kami sama-sama pulang dan berpisah satu demi satu dengan membawa pengalaman Petualang yang luar biasa menarik dan mengundang niat kami lagi untuk kembali melakukan perjalanan ke Pulau Nusalaut.
Kami akan menceritakan lebih spesifik lagi kepada anda semua tentang Indahnya Pulau Anyo-Anyo di headline News berikutnya :)